Aku merindukan ide-ide kebebasan! Aku ingin berlari bersama angin, melewati batas-batas mimpi, dan terbang dengan bebasnya, tanpa satu pun yang menghalangi!
Sayangnya, ada satu fakta yang membuatnya menjadi tidak mungkin.
Kita masih berada di bumi!
Mengapa?
Mengapa kita harus selalu terkurung di bumi ini? Alangkah tidak menyenangkan! Setiap hari kita hanya terpaku di sini, menyelesaikan rutinitas yang anehnya, selalu sama! Entah itu kuliah, jualan, belajar, sedikit jalan-jalan di akhir pekan... tak ada lagi. Minggu berganti, bulan dan tahun pun ikut berganti. Tak ada yang berubah. Tetap saja kita akan terpaku dengan rutinitas yang membosankan itu. Kita seakan terikat dengan bumi.
Stick with it. Kita berjalan setiap hari, tanpa bisa melihat keindahan langit pagi karena takut akan terlambat, tidak dapat absen pagi. Siang harinya, kita pun terpaku pada istirahat siang kita yang
amat sejenak, karena setumpuk tugas telah menunggu
lagi untuk diselesaikan. Sore hari pun kita tidak bisa menikmati indahnya langit karena kita terlalu sibuk untuk bergegas pulang karena masih ada pekerjaan yang mesti diselesaikan hari ini dan kita pun terlupa untuk menikmati indahnya kemilau langit di malam hari. Bulan beredar, dan tak terasa mentari mulai memancarkan sinarnya. Satu lagi hari baru yang penuh dengan rutinitas yang membosankan...
Bahkan, kita terkadang tidak sadar tentang rutinitas ini . Kita bahkan lupa bahwa rutinitas itu adalah sebuah
rutinitas. Kita
terlalu sibuk untuk memikirkan itu semua, bukan? Bahkan, di sela-sela perjalanan kita, kita terlalu sibuk untuk mengucapkan syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya yang telah diberikannya pada kita. Kita lupa akan dzikir burung-burung dan pepohonan di sekeliling kita... Lupa akan semilir angin yang bertiup menerpa raga ini, memberi kesejukan hingga ke dalam hati. Lupa segalanya.
Alangkah indahnya jika kita menjadi salah satu dari mereka. Kita akan berlari, terbang, menembus alam ini. Kita bebas menikmati indahnya mentari, semilir angin, dan birunya langit dan samudera. Sayangnya, keindahan alam itu seakan sirna karena ada satu hal yang membuat itu kembali gagal dinikmati dengan sempurna..
RUTINITAS!!!
Entah mengapa, kaki kita seakan tidak bisa lepas dari tanah ini. Sekali kita melepasnya, seketika itu juga bumi akan menariknya kembali. Hanya roket yang mampu melepaskan diri dari cengkeraman itu. Namun, apakah itu menyelesaikan masalah? Tidak, bahkan roket diciptakan hanya untuk mengantarkan manusia-manusia itu ke bulan, lalu ia akan hancur dengan segera. Masih banyak lagi kesibukan yang akan menunggu kita, kesibukan lagi, dan lagi. Rutinitas dan kesibukan agaknya telah menjadi sesuatu yang anehnya, akan membuat seseorang itu menjadi aneh jika tidak mendapatkannya. Aneh, memang.
Saudaraku, ingatkah engkau, bahwa dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan? Mungkin kita pernah sedih dan kecewa atas rutinitas yang terus menerpa kehidupan kita. Bukan bermaksud mematahkan semangat atau apa, tetapi kebebasan hanya akan kita peroleh di
langit. Memang, saat dimana amal kita dihisab, dan jembatan shirattal mustaqin telah dibentangkan, dan itulah kesibukan kita yang terakhir, insya allah. Lalu segala kesibukan yang pernah kita rasakan akan sirna, dan kesibukan yang baru akan segera hadir: menikmati kebebasan kita.
Tapi, jalan itu masih panjang. Dan bersyukurlah karena kita masih bisa menikmati semua kesibukan itu, karena apa? Kita masih bisa bersujud di akhir malam, menitikkan air mata, berharap akan suatu tempat dimana kebebasan itu akan datang menghampiri. Dan saudaraku...
ingatlah...
perjuangan ini masih panjang...
masih banyak yang harus kita lakukan...
apakah kita rela begitu saja...
melihat begitu banyak saudara kita yang menderita di luar sana?
menyaksikan banyak anak-anak Palestina yang dibantai oleh yahudi durjana?
dan bersenang-senang, sementara tetangga kita masih menderita karena kehabisan bekal untuk hidupnya...
Saudaraku, inilah mengapa bumi masih mencintai kita. Bumi bukan membenci kita karena membiarkan kita terus melekat bersamanya, membiarkan penderitaan terus menghampiri kita. Bumi melakukan itu karena ia ingin kita yang membuat untaian harapan untuk mereka, mereka yang tak tahu makan apa esok hari. Setelah itu, saudaraku...
bersiaplah..
karena kebebasan yang sesungguhnya akan datang
di suatu tempat dimana tidak ada lagi kesibukan berdatangan
tempat dimana kita akan merayakan kehidupan, setelah penderitaan bertahun-tahun dengan air mata dan perjuangan
menembus batas mimpi dan angan-angan
membuka cakrawala, mengais masa depan tanpa sesuatu yang gagal menjadi harapan
itulah dia, saudaraku
suatu tempat yang terus kita impikan di akhir waktu
dan tempat kita akan berkumpul kelak, setelah mengikis peradaban semu...
kumpulkan kelak ya Robb, di surga Mu...
(Post ke tiga. alhamdulillah..)